Jika buku adalah
jendela dunia, berarti membaca adalah cara untuk mengintip dunia. Siswa-siswi
SD 4 Pondokrejo, 18 Agustus 2014 sedang mengintip dunia. Perpustakaan keliling
milik PERPUSDA (Perpustakaan Daerah) Jember mendatangi sekolah yang ada di
Dusun Kombongan Desa Pondokrejo Kecamatan Temporejo ini. Kedatangan PERPUSDA
merupakan salah satu program mahasiswa KKN Universitas Jember.
SD
4 Pondokrejo merupakan salah satu sekolah dasar yang mempunyai fasilitas
perpustakaan dengan buku yang masih sedikit. Desa Pondokrejo memang bukan lagi
desa yang terisolasi, namun Dusun Kombongan masih butuh perhatian khusus.
Khususnya pendidikan.
“Keterbatasan
sarana belajar berupa buku bacaan merupakan salah satu penghambat dari masalah
yang harus segera kita cari solusinya bersama-sama. Oleh karena itu, kami
sebagai mahasiswa KKN berusaha memberikan kontribusi dengan mendatangkan
perpustakaan keliling agar mampu menumbuhkan gairah para siswa untuk gemar
membaca. Sesungguhnya, membaca merupakan jendela dunia bagi para siswa. Dengan
membaca kita mampu mengetahui tentang sesuatu hal yang tidak kita ketahui
sebelumnya. Semoga dengan kegiatanini dapat menjadi awalan untuk kegiatan yang
selanjutnya jauh lebih bermanfaat.” Harapan Ita sebagai penanggungjawab program
pada pilar lingkungan ini.
Kegiatan
dimulai 09.00, bus yang membawa para jendela dunia ini datang beberapa jam
setelah apel hari senin. Semua siswa segera dibariskan agar tertib masuk ke
dalam bus untuk mengambil buku yang akan dipinjam. Sifat tidak sabar itu milik
semua anak kecil. Meskipun telah berbaris, dorong-dorongan agar segera mendapat
buku yang ingin dibaca tidak bisa dihindarkan. Tapi inilah yang menunjukkan
antusiasme dari siswa-siswi yang ingin mengintip dunia lewat jendelanya.
Guntoro,
siswa kelas 6 tidak kalah antusias. Dia meminjam buku tentang agama. Membaca
setiap kata dibuku yang Ia pinjam.
“Senang
ada perpustakaan keliling. Saya senang membaca.” Jawab Guntoro saat mendapat
pertanyaan tentang yang dirasakannya dengan kedatangan perpustakaan keliling.
Guntoro dan siswa-siswi SD 4 Pondokrejo
lainnya tidak perlu keluar dari desa untuk melihat dunia. Mereka sudah
mengintip dari buku. Desa siswa-siswi ini boleh berada di desa yang jauh dari
kemewahan, namun bukan berarti para penerus bangasa ini tidak bisa melihat
dunia.
0 komentar:
Posting Komentar