Jumat, 29 Agustus 2014

LPM

I. LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)

1. Ketua             :  SUPENO
2. Sekertaris       :  HERMANSYAH
3. Bendahara      :  SUNARKO
4. Anggota         : 1. GIMANTORO
                             3. SUPRAPTO
                             4. P.NURUL
                             5. SAPIK
                             6. ASAN
                             7. AGUS
                             8. SALEH
                           

II. PKK

III. RT / RW

LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT

I. PKK DESA PONDOKREJO

Kegiatan  Pokja  IV

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA

Kepala Desa                      : MISRIYANTO EFENDI
Sekretaris Desa                 : KATENO
1. Kaur Pemerintahan       : UNTUNG HARIYONO
2.Kaur Keuangan              : LASMITI
3. Kaur Umum                  : SRI WAHYUNI
4.Kaur Ekbang                  : SUYITNO
5.Kaur Kesra                     :  TEMU SUPRIANTO
6. Kaur  Keamanan           :  KATEMO
7. Kaur Pamong Tani        :  NUR HALIMAH

Senin, 25 Agustus 2014

Galeri


Balai Desa


Istri Cerdas Desa Pondokrejo

Selasa, 5 Agustus 2014, balai desa sudah ramai oleh ibu-ibu PKK sebagai peserta penyuluhan mengatur ekonomi keluarga yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Universitas Jember di Desa Pondorejo Kecamatan Temporejo.
“Mengenai penyuluhan mengatur ekonomi keluarga, khususnya ibu-ibu, ‘jadi istri cerdas mengatur keuangan keluarga’ yaitu mengharap supaya ibu-ibu dapat mengatur keuangan karena penghasilan suami pasti akan diberikan ke para istri untuk uang belanja, makan keluarga, dan keperluan anak. Sehingga dengan adanya penyuluhan ini dapat menyadarkan para ibu-ibu untuk mengurangi pengeluaran pribadinya dan fokus pada keperluan keluarga.” Harapan Dila, mahasiswa KKN yang menjadi penanggungjawab program pada pilar ekonomi ini.
Menyuluhan ini diberikan kepada sasaran yang tepat, yaitu ibu-ibu PKK. Sebagai seorang ibu rumah tangga, mengatur keuangan keluarga bukanlah hal yang mudah dilakukan. Masalah klasik dalam rumah tangga ini juga muncul di sebuah desa di Kabupaten Jember. Setelah mendengar keluhan dari ibu-ibu PKK tentang permasalahan keuangan dalam keluarga, mahasiswa KKN Universitas Jember tahun 2014 gelombang dua memutuskan untuk membuat program yang menjawab keluhan para ibu-ibu Desa Pondokrejo.
Acara dimulai pukul 10.00, setelah ibu PKK berkumpul. Dimulai dengan sambutan dari ketua PKK yaitu Sri yang juga seorang ibu rumah tangga. Acara inti dimulai dengan memberi penjelasan tentang bagaimana mengatur keuangan dalam keluarga dan menjadi istri yang cerdas. Meski jumlah peserta lebih sedikit dibanding perkiraan mahasiswa, namun itu tidak mematahkan semangat mahasiswa KKN untuk tetap mengajari ibu-ibu PKK menjadi ibu cerdas. Jumlah peserta juga tidak mempengaruhi kualitas penyuluhan. Ini dibuktikan dengan adanya tanyajawab yang menunjukkan antusias dari peserta.
Penyuluhan ini juga memberi tips-tips kepada ibu-ibu PKK agar bisa menjadi manager keuangan yang cerdas dalam keluarganya. Adapun salah satu tipsnya adalah menabung. Meskipun menabung telah diajarkan sejak kecil, namun banyak yang belum bisa menerapkannya karena masih belum bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Setelah tanyajawab dan memberi tips, acara ditutup dengan memberi kuisioner kepada ibu-ibu PKK untuk  memberitahu keseimbangan pendapatan dan pengeluaran.

Pemanfaatan Botol Plastik Bekas

“Pengolahan sampah botol plastik menjadi kerajinan. Biar teman-teman bangga memakai hasil buatannya sendiri.” Jelas Eza, kordinator desa mahasiswa KKN Universitas Jember di Desa Pondokrejo,  saat menerangkan program pada pilar lingkungan.
Sampah merupakan salah satu permasalahan klasik yang belum mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Umumnya, sampah bukan diolah dengan baik agar tidak menyebabkan pencemaran, namun hanya dipindah atau dibuang agar tidak terlihat kotor. Khususnya, untuk sampah plastik harus mendapat perhatian lebih karena sampah yang baru dapat terutai setelah belasan tahun terkubur di dalam tanah ini dapat membuat berbagai pencemaran.
          Sampah plastik berdampak buruk untuk lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Jika sampah plastik dibuang dialiran air/sungai, maka sampah ini cukup untuk menjadi pencemar air. Jika sampah plastik dibuang ke tanah, maka pencemaran tanah berupa rusaknya kesuburan tanah yang akan terjadi. Jika sampah plastik dibakar untuk menghindari pencemaran air dan tanah, maka asapnya akan menjadi pencemaran udara yang membantu merusaklapisan ozon, dan berarti mempercepat global warming.
            Bahaya sampah plastik ini menjadi dasar terbentuknya sebuah program pada pilar lingkungan, yaitu sosialisasi pemanfaatan botol plastik. Program dari mahasiswa KKN yang ada di Desa PondokrejoKecamatan Temporejo ini akan bekerjasama dengan karang taruna sebagai salah satu bentuk pos daya yang ada di desa. Program direncakan akan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2014 di balai desa Pondokrejo.
            Hari yang telah mendekati hari pelaksanaan ini digunakan untuk mempersiapkan bahan, juga menyiapkan konsep yang lebih matang. Bahan berupa botol plastik, kain perca, dan bibit tomat telah disiapkan. Konsep  yang akan digunakan adalah memberi pelatihan karang taruna untuk membuat gelang dan pot bunga dari bahan botol plastik bekas. Gelang dan pot bunga yang telah jadi, akan dipamerkan di balai desa saat acara karnaval pada tanggal 31 Agustus 2014 yang diadakan karang taruna. Agar program ini dapat berkelanjutan, gelang dan pot bunga akan dicoba untuk dipasarkan di dalam blog yang bekerja sama dengan pilar ekonomi. Yang nantinya, akan dikelola oleh masyarakat dan dikordinatori oleh karang taruna.
            “Kita bernafas, minum, dan makan dari alam. Kalau alam rusak, bagaimana kita bernafas kalau udara sudah tercemar, apa yang kita minum kalau air sudah tercemar, kalau tanah tercemar juga tidak ada tanaman yang tumbuh untuk kita makan. Saya berharap dengan program ini, kita dapat memanfaatkan botol plastik. Setidaknya dapat mengurangi pencemaran yang diakibatkan sampah yang sulit terurai ini. Kalau setiap orang bisa mengolah sampahnya sendiri, pasti tingkat pencemaran akan rendah. Semoga dengan adanya sosialisasi ini, akan tumbuh kesadaran menjaga lingkungan.” Harapan Fitri sebagai penanggungjawab program ini.
            Sesuai harapan Fitri, program pemanfaatan botol plastik akan mempunyai banyak manfaat, baik bagi lingkungan juga untuk masyarakat. Selain lingkungan yang tetap terjaga dari sampah plastik, juga masyarakat yang mempunyai ketrampilan.

Mengintip Dunia dari Perpustakaan Keliling

Jika buku adalah jendela dunia, berarti membaca adalah cara untuk mengintip dunia. Siswa-siswi SD 4 Pondokrejo, 18 Agustus 2014 sedang mengintip dunia. Perpustakaan keliling milik PERPUSDA (Perpustakaan Daerah) Jember mendatangi sekolah yang ada di Dusun Kombongan Desa Pondokrejo Kecamatan Temporejo ini. Kedatangan PERPUSDA merupakan salah satu program mahasiswa KKN Universitas Jember.
SD 4 Pondokrejo merupakan salah satu sekolah dasar yang mempunyai fasilitas perpustakaan dengan buku yang masih sedikit. Desa Pondokrejo memang bukan lagi desa yang terisolasi, namun Dusun Kombongan masih butuh perhatian khusus. Khususnya pendidikan.
“Keterbatasan sarana belajar berupa buku bacaan merupakan salah satu penghambat dari masalah yang harus segera kita cari solusinya bersama-sama. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa KKN berusaha memberikan kontribusi dengan mendatangkan perpustakaan keliling agar mampu menumbuhkan gairah para siswa untuk gemar membaca. Sesungguhnya, membaca merupakan jendela dunia bagi para siswa. Dengan membaca kita mampu mengetahui tentang sesuatu hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Semoga dengan kegiatanini dapat menjadi awalan untuk kegiatan yang selanjutnya jauh lebih bermanfaat.” Harapan Ita sebagai penanggungjawab program pada pilar lingkungan ini.
Kegiatan dimulai 09.00, bus yang membawa para jendela dunia ini datang beberapa jam setelah apel hari senin. Semua siswa segera dibariskan agar tertib masuk ke dalam bus untuk mengambil buku yang akan dipinjam. Sifat tidak sabar itu milik semua anak kecil. Meskipun telah berbaris, dorong-dorongan agar segera mendapat buku yang ingin dibaca tidak bisa dihindarkan. Tapi inilah yang menunjukkan antusiasme dari siswa-siswi yang ingin mengintip dunia lewat jendelanya.
Guntoro, siswa kelas 6 tidak kalah antusias. Dia meminjam buku tentang agama. Membaca setiap kata dibuku yang Ia pinjam.
“Senang ada perpustakaan keliling. Saya senang membaca.” Jawab Guntoro saat mendapat pertanyaan tentang yang dirasakannya dengan kedatangan perpustakaan keliling.
 Guntoro dan siswa-siswi SD 4 Pondokrejo lainnya tidak perlu keluar dari desa untuk melihat dunia. Mereka sudah mengintip dari buku. Desa siswa-siswi ini boleh berada di desa yang jauh dari kemewahan, namun bukan berarti para penerus bangasa ini tidak bisa melihat dunia.

Sosialisasi (P4GN)

Sosialisasi (P4GN) 
Keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap budaya yang masuk mengharuskan masyarakat mempunyai filter yang kuat untuk menyaring budaya yang cocok diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rabu, 13 Agustus 2014, SMP Negeri 1 Temporejo mendapat kunjungan BNK (Badan Narkotika Kabupaten) Kabupaten Jember untuk menfilter kebudayaan memakai narkoba dan miras (minuman keras) agar tidak sampai masuk dan mempengaruhi siswa-siswi SMP yang ada di Desa Pondokrejo Kecamatan Temporejo Kabupaten Jember ini.
          “Harapan kedepannya semoga siswa-siswi SMP Negeri 1 Temporejo tahu akan narkoba dan bahaya-bahaya yang ditimbulkan dan tidak terjangkit jaringan yang kecanduan narkoba.” Jelas Rifka, mahasiswa KKN Universitas Jember serta penanggungjawab program.
            Mahasiswa KKN mengundang BNK untuk melakukan penyuluhan bahaya narkoba dan miras untuk siswa-siwi SMP. Penyuluhan dimulai pada pukul 09.00. Dimulai dari acara sambutan dari kordinator desa mahasiswa KKN, kepala sekolah, dan kepala polisi sektor Temporejo. Penyuluhan berisi tentang apa itu narkoba, macam-macam narkoba, ciri-ciri pecandu, pencagahan, dan pengobatan para pecandu.
            Sebelum menjelaskan apa itu narkoba, BNK menjelaskan yang menjadi dasar dilarangnya barkoba di Indonesia.
  1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
  1. Instruksi Presiden Nomor 12 Tentang Rencana Aksi Nasional, Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011.
  2. Keputusan Bupati Jember Nomor : 188.45/411/012/2013 tanggal 30 Desember 2013 tentang Satuan Tugas Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (SATGAS P4GN) Kabupaten Jember.
  3. Surat dari SATGAS P4GN Jember Nomor : B/21/2014/SATGAS-P4GN tanggal 04 Agustus 2014 tentang Sosialisasi P4GN.
“Narkoba adalah Obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (Susunan saraf pusat) dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya kerja otak berubah (meningkat atau menurun) demikian pula fungsi vital organ tubuh lainnya (Jantung, peredaran darah, pernafasan dan lain lainnya).” Penjelasan di slide tentang apa itu narkoba yang diberikan saat penyuluhan. Narkoba merupakan istilah untuk kumpulan bahan Nar (Narkotika), Ko (Psikotropika), dan Ba (Bahan adiktif). Dimana masing-masing bahan merupakan bahan yang berbahaya jika digunakan tidak sesuai dosis.
Narkotika merupakan zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan, baik sintetis/semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Bahan narkotika dibagi menjadi tiga golongan. Golongan I, tidak  digunakan dalam pengobatan hanya digunakan dalam litbang ilmu pengetahuan. Ada 65 jenis, seperti  Heroin, Candu, Ganja, Kokain, Opium, Papaver, Extasy, Sabu – sabu, dan Hasis. Golongan II, digunakan dalam pengobatan tapi terbatas, ada 86 jenis. Seperti Morfin, Fentamil, Petidina, Alfametadol, Allilprodina, Dextromoramida, Alfentanil, Bezetidin, dan Ekgonina. Golongan III, digunakan dalam pengobatan jumlahnya ada 13 jenis. Seperti Kodein, Dionema, Propiram, Pulkodina, Buprenorfina, Etilmurfina, Nekodikodina, dan Norkodeina.
Psikotropika merupakan zat/obat baik alamiah/sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syarat pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. Psikotropika mempunyai 4 golongan. Golongan I, memiliki daya yang dapat menimbulkan ketergantungan tertinggi tidak digunakan untuk pengobatan ada 26 jenis. Seperti MDMA, Psilosibin dan Psilosin (zat sejenis jamur), LSD, Mescaline (sejenis kaktus) dan Datura. Golongan II, memiliki daya ketergantungan menengah jumlah ada 60 jenis. Seperti Amphetamine dan Metaqualon. Golongan III, memiliki daya ketergantungan sedang jumlah ada 9 jenis. Seperti Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital. Golongan IV, memiliki daya ketergantungann rendah, digunakan pengobatan secara luas jmlh ada 16 jenis. Seperti Diazepam, Barbital, Klobazam, dan Nitrazepam.
Bahan adiktif merupakan bahan atau zat bukan narkotika maupun psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Seperti Alkohol (Minuman Keras), Kafein (Kopi), Nikotin (Rokok), Zat sedaktif dan Hipnotika (Tinner, Bensin,  Spirtus/ zat yg mudah menguap), dan Inhalansia ( Lem Aica  Aibon ).
Setelah menjelaskan macam-macam narkoba, BNK juga menjelaskan pasal-pasal tentang narkoba. Agar siswa-siswi mengerti ada hukuman untuk pengguna. Selain dampak kesehatan, siswa harus tahu ada dampak hukum yang akan menjerat mereka jika berhubungan dengan penyalah gunaan narkoba.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Faktor individu, coba-coba, ingin diterima, ikut trend, kenikmatan sesaat, cari perhatian, ikut tokoh idola, dan faktor lainnya. Faktor lingkungan, hubungan tidak harmonis dengan orang tua, lingkungan rawan narkoba, kurangnya control, dan tekanan kelompok sebaya. Dan korban pergaulan paling banyak adalah remaja. Remaja yang beresiko tinggi adalah remaja yang tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua, tidak dalam pengawasan orang tua, kontrol diri yang rendah, kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, tidak mau mengikuti aturan/norma/tata tertib, suka mencari sensasi, bergaul/tinggal dilingkungan penyalahgunaan narkoba, dikucilkan atau sulit menyesuaiakan diri dengan lingkungan, memiliki anggota keluarga penyalahguna narkoba, dan rendah penghayatan spiritual.
Bukan tanpa sebab narkoba dilarang. Banyak sifat jahat narkoba yang membahayakan penggunanya. Sifat berbahaya pertama adalah habitual. Habitual adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu (seeking). Kedua adiktif, sifat narkoba yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikannya. Penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan ‘efek putus zat’ atau withdrawal effect, yaitu perasaan sakit luar biasa, atau dalam bahasa gaul disebut sakaw (sakit karena kau, narkoba). Ketiga toleran, sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin menyatu dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi.               
Seseorang yang telah menggunaka narkoba, biasanya mudah dikenali. Seperti suka menyendirim, prestasi belajarnya menurun / menjadi bodoh, diskors dari sekolah, sering keluar malam, sering bangun terlambat, berat badan menurun, bicaranya pelo, ngoceh tidak karuan, suka ketawa, hidungnya beler / ingusan, ngiler, giginya kotor, mata merah, sayu, cekung, keluar air mata, suka bohong, mudah marah, suka merayu, jarang mandi, pakaian kumuh, rambut kusam, suka mencuri punya teman/ keluarganya, ada bekas suntikan ditangan dan di paha, dan gelisah, ada perasaan ingin bunuh diri. Untuk mendeteksi adanya pecandu, IPWL (Daftar Institusi Penerima Wajib lapor) Jawa Timur di Jember adalah RSUD dr Soebandi.
Budaya mengkonsumsi narkoba merupakan salah satu kenakalan remaja. Dengan adanya penyuluhan, akan membantu mencegah budaya ini. Penyuluhan bahaya narkoba dan miras merupakan salah satu filter untuk mencegah budaya konsumsi narkoba.





Senin, 18 Agustus 2014

Acara 17 Agustusan


English Fun

 
“Monkey.” Jawab seorang murid kelas 5 SDN Pondokrejo V yang berada di dusun Pondokmiri, Desa Pondokrejo, Kecamatan Temporejo ketika ditunjuk temannya untuk menjawab bahasa inggris dari kata monyet.
      Pada hari Selasa, 12 Agustus 2014 mahasiswa KKN Universitas Jember mengadakan English Fun. English Fun merupakan suatu kegiatan belajar bahasa inggris menggunakan sebuah permainan, seperti memberi tebak-tebakan. English Fun bertujuan untuk mengenalkan cara belajar bahasa inggris yang menyenangkan kepada siswa sehingga membuat para siswa lebih tertarik belajar.
       “Dengan adanya English Fun ini, saya ingin menunjukkan kepada adik-adik sekolah dasar bahwa belajar bahasa inggris itu menyenangkan karena selama ini bahasa inggris merupakan momok bagi mereka. Apalagi anak kelas enam sekolah dasar belum tahu waktu kita tanya bahasa inggris dari angka.” Ungkap Diana selaku penanggungjawab kegiatan Englih Fun.
     Kegiatan English Fun dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 09.00. Kegiatan ini difokuskan pada kelas 5 dan kelas 6 sekolah dasar. Kelas 5 mendapat giliran pertama. Di kelas ini para siswa diberi tebakan untuk menjawab bahasa inggris dari nama binatang-binatang, bagi murid yang tidak bisa akan diminta untuk menyanyikan lagu di depan kelas. Dengan konsep yang sama, kelas 6 juga memberi tebakan untuk diterjemahkan dalam bahasa inggris dan murid yang tidak bisa harus bernyanyi di depan kelas, namun di kelas ini tebak-tebakan tentang angka.
     Antusias para murid terlihat dari perhatian mereka terhadap tebakan yang diberikan dari temannya, meskipun kelas sangat gaduh karena terlalu banyak murid yang tidak dapat kesempatan ingin menjawab. English Fun diadakan untuk sosialisasi bimbingan belajar yang diadakan mahasiswa KKN. Dengan antusias para murid, bukan tidak mungkin mereka belajar di luar untuk mengikuti bimbingan belajar.

Pemasaran Produk Desa Lewat Internet

"Blog ini memuat tentang Desa Pondokrejo dan pemasaran potensi yang ada disini. Ya harapan saya, selama ini kan yang jadi permasalahan di desa-desa yang ada anak KKNnya adalah pemasaran. Saya berharap dengan blog ini, selain memudahkan orang-orang yang mencari informasi tentang Pondokrejo, juga membantu Pondokrejo dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan dari potensi yang ada di desa ini.” Harapan Yudhis, mahasiswa KKN yang menjadi penanggungjawab pilar ekonomi.
Mahasiswa KKN Universitas Jember tahun 2014 gelombang dua yang ditempatkan di Desa Pondokrejo, harus mempunyai program di empat pilar, salah satunya pilar ekonomi. Kali ini, pilar ekonomi difokuskan pada pemasaran produk hasil potensi Desa Pondokrejo. Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) telah melakukan evaluasi terhadap desa-desa yang pernah menajdi tempat KKN, dan mendapat hasil berupa data kendala di banyak desa, salah satunya pemasaran.
 Sesuai dengan saran yang diberikan LPM saat pembekalan mahasiswa KKN sebelum diterjunkan di desa-desa, maka mahasiswa KKN yang diterjunkan di Pondokrejo juga menfokuskan pada pemasaran. Pemasaran selama ini hanya dilakukan dengan menunggu konsumen yang datang, menjual kepada pemborong, dan menjual di toko-toko kecil sekitar desa. Sehingga informasi yang menyebar hanya melalui mulut ke mulut.
Seiring perkembangan jaman, Desa Pondokrejo telah memiliki internet di kantor desa. Mahasiswa memanfaatkan ini untuk pemasaran. Banyaknya macam media sosial, memudahkan memasang informasi tentang desa ini di internet. Mahasiswa KKN memilih media blog untuk mengenalkan Desa Pondokrejo dengan segala potensinya.  
Agar program ini terus berkelanjutan setelah mahasiswa kembali ke kampus, maka mahasiswa memberi pelatihan untuk perangkat desa tentang bagaimana mengelola blog sebagai sember informasi yang berkaitan dengan Desa Pondokrejo dan pemasaran potensi. Dengan berhasilnya sistem pemasaran melalui internet, diharapkan meningkatnya pesanan produk karya warga desa dan potensi alam yang ada di desa ini. Jika masyarakat desa mempunyai usaha mandiri yang berkembang, harapan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak mungkin. Termasuk Desa Pondokrejo yang mempunyai banyak potensi dan warga kreatif.

HUT RI ke-69

Karang Taruna Menuju Agustusan

Kantor Desa Pondokrejo pada hari Minggi 10 Agutus 2014 telah ramai sejak pukul 07.00. Tidak seperti biasanya yang hanya dihuni para perangkat desa, hari ini pemuda-pemudi Karang Taruna tengah sibuk persiapan untuk acara tujuh belasan. Pesiapan ini dilakukan untuk pertandingan bola voli tingkat desa.
“Banyak yang harus disiapkan, kalau soal tim ada yang mengurus sendiri.” Ungkap Ardilatul Hikmah, salah satu pemudi Karang Taruna Pondokrejo.
Persiapan yang dilakukan dikantor desa memang hanya sebataas persiapan fisik. Persiapan yang dilakukan sudah telihat dari pagar tembok yang telah dicat dan bertuliskan HUT RI. Selain pagar tembok, lapangan voli juga telah dibersihkan, hanya tinggal rumput-rumput yang harus dicabut serta penyiraman tanah agar lebih padat.
Antusiasme terlihat dari kerjasama dari pemuda-pemudi Krang Taruna Pondok Rejo. Beberapa ada yang mengecat, memutar musik untuk penyemangat, dan ada yang menyiapkan konsumsi. Persiapan yang dikordinasi dengan baik ini telah menyelesaikan persiapan pertandingan bola voli untuk peringatan tujuh belas Agutus dalam hal persiapan lapangan.
Selain lomba voli, Karang Taruna juga mengadakan karnaval. Pretasi Karang Taruna yang berhasil mengadakan jalan sehat dan lomba voli tahun lalu mendapat apresiasi dari desa dengan dipercayakannya lagi mengadakan acara yang lebih besar. Sehingga persiapan harus digodok matang-matang.
Semangat mempersiapkan bukan hanya sebatas fisik, Karang Taruna juga selalu melakukan kordinasi dengan cara melakukan rapat di kantor kepala desa pada malam hari.

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Balita

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut untuk Balita

“Memberi pengetahuan kepada ibu untuk lebih menjaga gigi anak, waspada pergantian gigi, meskipun gigi susu bakal tanggal, tapi tetap dijaga. Ibu yang cerdas akan mengurangi gigi gigis pada balita.” Harapan Yuntari, mahasiswa KKN dari Universitas Jember sekaligus penanggung jawab penyuluhan saat memberi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk balita di posyandu Dusun Pondokmiri Desa Pondokrejo.
Jumat, 15 Agustus 2014, mahasiswa KKN Universitas Jember memberi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk yang kedua kalinya. Kegiatan ini merupakan salah satu program KKN dari pilar kesehatan. Penyuluhan bertujuan untuk mensosialisasikan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anak.
Acara dimulai pukul 09.00. Saat semua balita selesai ditimbang, mahasiswa KKN siap untuk memberi penyuluhan. Berbekal selebaran yang dibagikan kepada ibu-ibu, banner untuk memberi gambaran, dan gigi tiruan untuk mempraktekkan. Isi penyuluhan berupa tahapan gigi permanen tumbuh dan cara menjaga gigi balita.
“Gigi yang paling depan ini namanya gigi seri, biasanya tumbuh pada usia tujuh sampai delapan tahun.” Salah satu penjelasan Diana, mahasiswi yang bertugas untuk memberi penyuluhan. Selain usia pertumbuhan gigi permanen, penyuluhan juga difokuskan pada perawatan gigi balita. Untuk menjaga gigi balita seharunya sudah sejak anak-anak belum mempunyai gigi.  Untuk memaksimalkan penyuluhan, selain mahasiswa yang menerangkan dengan banner, beberapa mahasiswa memberi penyuluhan dengan selebaran dan gigi tiruan dan menjelaskan satu per satu macam-macam gigi dan usia tumbuh.
“Kalau anak-anak yang sudah tidur, jangan membiarkan botol susu tetap dimulut anak. Membiarkan anak tidur dengan botol susu, bisa membuat gigis gigi anak. Kalau tidak bisa lepas dari botol, diganti dengan air putih.” Saran Yuntari saat penyuluhan. Selain itu, juga saran tentang gosok gigi sehari dua kali, membersihkan gusi anak yang belum mempunyai gigi dengan kain basah atau kain kasa, dan berkumur setelah makan untuk mencegah gigi gigis pada anak.
Meskipun antusiasme ibu-ibu tidak seperti penyuluhan di posyandu sebelumnya, namun semangat mahasiswa tidak berkurang. Harapan untuk mencerdaskan ibu-ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut balitanya menjadi semangat mahasiswa. Penyuluhan diakhiri ketika ibu-ibu dan balitanya telah meninggalkan posyandu.

Rembuk Desa

“Jadi program-program yang dicanangkan oleh teman-teman KKN bisa konek dengan potensi-potensi teman-teman desa.” Harapan Dr. Eko Suwargono, M.Hum saat acara akan dimulai. Senin, 11 Agustus 2014 dilaksanakannya rembuk desa oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember, dosen pembimbing, beberapa warga, dan tokoh masyarakat Desa Pondokrejo Kabupaten Jember. 
            Rembuk desa merupakan upaya yang dilakukan mahasiswa KKN untuk memaparkan dan mensosialisasikan program-programnya kepada warga desa setempat. Pemaparan dan sosialisasi melalui rembuk desa ini bertujuan untuk mendapat masukan, tanggapan, dan kerjasama terhadap program yang akan dilaksanakan. Dengan adanya rembuk desa, mahasiswa, dosen, serta warga desa mampu menjalin talisilaturahim yang lebih dekat sehingga program akan mendapat dukungan dari semua pihak.
            Rembuk desa kali ini dilaksanakan di Kantor Desa Pondokrejo. Peserta yang menhadiri ada 12 orang, yang merupakan para warga yang telah mendapat undangan. Peserta yang menghadiri adalah kepala desa, dosen pembimbing, perwakilan karang taruna, kepala dusun Pondok Miri, ketua urusan keamanan kantor desa Pondokrejo yang merangkap kepala dusun Sumberjo, ketua posdaya kesenian, dan bidan posyandu. Peserta yang datang merupakan perwakilan warga yang ikut andil dalam pelaksanaan program.
            Acara rembuk desa dimulai sejak pukul 11.00. Diawali dengan ucapan terimakasih atas kehadiran peserta rembuk desa. Kemudian sambutan-sambutan oleh Eza selaku kordinator desa mahasiswa KKN, Dr. Eko Suwargono, M.Hum selaku dosen pembimbing Universitas Jember, dan Misriyanto Efendi selaku Kepala Desa Pondokrejo. Dalam sambutannya, Eza mengungkapkan keinginannya untuk memajukan dan mengembangkan pemuda-pemudi Pondokrejo.
            “Perubahan itu akan terjadi jika dilakukan oleh pemuda-pemudi.” Ungkap Eza ketika memberi sambutan.
            Tidak jauh berbeda dengan sambutan yang dilakukan Eza, Dr. Eko Suwargono, M.Hum juga menyampaikan beberapa hal dan harapan diterjunkannya mahasiswanya di desa ini.
            “Anak-anak mahasiswa mempunyai ilmu yang ebrsifat teori, bukan untuk mengajari namun juga untuk belajar bagaimana merepkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dibidang kesehatan, ekonomi, lingkungan dan pendidikan.  Dr. Eko Suwargono, M.Hum juga menungkapkan teori hanya 30% dan praktek 70%, sehingga diharapkan mahasiswa-mahasiswa KKN belajar praktek dalam masyarakat untuk belajar 70% tersebut. Harapannya sebagai dosen pembimgin juga tentang kerjasama dengan pihak yang tepat, agar program-program KKN dapat berkelanjutan. Dalam akhir sambutannya Dr. Eko Suwargono, M.Hum mengungkapkan, “Saya berharap mahasiswa KKN mendapatkan ilmu berkomunikasi dengan masyarakat, berintegritas, bekerja sama, dan mendapat ilmu pedesaan. Untuk membangun ilmu akademik guna mengembangkan masyarakat secara umum.”
            Sambutan dari kepala desa, lebih memberi saran untuk warga desanya. “Kepada masyarakat yang ada di Pondokrejo seharusnya bisa menjadi masukan. Setelah anak-anak KKN kembali ke Universitas Jember, program-programnya berlanjut sampai kedepannya.” Saran Misriyanto Efendi selaku kepala desa untuk warganya.
            Setelah memberi sambutan, acara inti rembuk desa dimulai. Pemaparan program dan respon dari peserta rembuk desa. Mahasiswa KKN tahun ini adalah mahasiswa KKN gelombang II Universitas Jember yang disetiap desanya dibagi dua kelompok dan masing-maing kelompok memiliki 5 anggota. Desa Pondokrejo mendapat mahasiswa KKN dengan kelompok 125 dan 195. Kelompok 125 mendapat giliran pertama untuk memaparkan program-programnya; perpustakaan keliling dan  KF (pilar pendidikan), Jum’at bersih (pilar lingkungan), penyuluhan bahaya miras dan narkoba (pilar kesehatan), dan penyuluhan istri cerdas (PKK). Sama seperti 125, kelompok 195 juga diharukan mempunyai program di empat pilar; fun game dan bimbingan belajar untuk siswa-siswi sekolah dasar (pendidikan), sosialisasi kesehatan gigi dan mulut untuk balita di posyandu (kesehatan), pemanfaatan botol bekas (lingkungan), dan pemberdayaan internet (ekonomi).
            Setalah pemaparan program, antusiasme peserta dapat dilihat dari banyaknya tanggapan dari warga. Banyak tanggapan tentang bidang kesenian, karena memang Pondokrejo mempunyai posdaya kesenian campur sari dan jaranan. Harapannya, kesenian ini mendapat SKU. Dr. Eko Suwargono, M.Hum menanggapi bahwa perlu respon meski tidak masuk dalam pilar yang diwajibkan untuk mahasiswa KKN. Kesenian bisa masuk dalam pilar pendidikan jika dalam bentuk pelatihan dan bisa masuk dalam pilar ekonomi jika dalam bentuk managemen usahanya. Acara pemaparan selesai tanggapan  dari warga tentang program mahasiswa KKN dirasa telah cukup.
            Rembuk desa diakhiri dengan ucapan terimakasih dan doa. Keakraban antara mahasiswa dan warga desa semakin tampak saat obrolan santai setelah acara. Rembuk desa memang diharapkan mampu menjalin silahturahim untuk kelancaran program-program mahasiswa KKN Universitas Jember yang diaplikasikan pada Desa Temporejo.
                       

Produksi Bata Merah

Desa Pondokrejo selain mempunyai hasil bumi, juga mempunyai hasil produksi yang melimpah berupa prduksi bata merah dengan kwalitas bagus.
            “Kwalitas tanah Pondokrejo yang memang bagus untuk batu-bata. Di sini tanahnya bukan tanah padas. Kalau tanah padas tidak bagus. Kalau di sini tanahnya keras, jadi lebih cepat kering.” Ungkap Katemo, Perangkat Desa Pondokrejo dan salah satu produsen bata merah.
            Sejarah produksi bata merah di Pondokrejo sudah turun temurun. “Setahu saya, sudah dari bapak dan mbah saya. Di sini termasuk home industri. Dulu produksi genteng hampir setiap rumah, itu saat saya SD. Karena metodenya manual, akhirnya kalah saing. Di sini jadi produksi batu merah, karena untuk tembok yang tidak ada istilah tidak laku.” Penjelasan Katemo tentang sejarah Pondokrejo yang menjadi produsen bata merah dihampir setiap rumah.
            Di musim kemarau seperti di Bulan Agustus ini, adalah musim yang baik untuk memproduksi bata merah. Produksi dibulan kemarau bisa menhasilkan 5 kali proses, dimana sekali proses bisa memakan waktu minimal satu bulan dengan hasil dua puluh lima ribu bata merah. Jika dua orang yang melakukan produksi, sehari bisa mencetak bata 1500 bata.
            Cara membuat bata tidak terlalu sulit. Proses pembuatan bata merah di Pondokrejo umumnya sama dengan pembuatan bata merah di dearah lain. Tanah yang bagus untuk bata merah membuat kwalitas bata merah Pondokrejo juga bagus.
            Tanah yang cukup bagus untuk mebuat bata merah ini berasal dari pekarang milik pribadi warga Pondokrejo, ada pula tanah hasil sewa. Tidak seperti diperkotaan, rumah-rumah di Pondokrejo mempunyai lahan yang luas untuk dikeruk dan dicetak menjadi batu merah. Kalaupun sewa, sistemnya adalah bagi hasil. Dari hasil per 10.000 bata, dibagi dengan pemilik tanah 1000 bata. Manfaat sewa tanah untuk bata merah, juga dimanfaatkan oleh pemilik tanah. Tanah yang telah dikeruk digunakan untuk sawah. Karena di Pondokrejo merupakan pertanian tadah hujan, sehingga bekas galian membuat air tetap menggenang, kalaupun diisi dengan pompa air, airnya tidak mengalir. Sehingga dengan adanya sewa tanah untuk bata merah, sangat menguntungkan banyak pihak.
            Kwalitas bata merah yang bagus di Pondokrejo, membuat pemasarannya tidak terlalu sulit. Bahkan sering kali masih dalam proses, pemesanan sudah mengantri.  Pemesan bukan hanya dari daerah sekitar Pondokrejo, juga dari kecamatan-kecamatan sekitar.
            Pemesanan bata merah Katemo bisa langsung datang ke rumah Katemo yang berada di jalan Imam Bonjol dusun Sumberejo. Kecanggihan teknologi juga sudah masuk di desa ini, sehingga mempermudah pemasaran. Katemo bisa dihubungi melalui telefon dan sms, dengan nomer 081231705964.
            “Kalau diluar desa, biasanya orang-orang bilang bata dari Pondokrejo.” Ungkap Katemo bangga, dengan produksi bata merahnya yang mulai tekenal.

Hasil Bumi Desa Pondokrejo

“Rata-rata setiap rumah mempunyai pohon kelapa.” Ungkap Katemo, salah satu Perangkat Desa Pondokrejo.
Indonesia merupakan negara dengan tanah yang subur, temasuk Desa Pondokrejo merupakan salah satu bagiannya. Desa yang masuk Jember Selatan ini mempunyai beberapa hasil bumi yang cukup melimpah. Memang tidak banyak persawahan, namun mempunyai kebun yang bisa ditanami kayu dan buah.
            Katemo mengungkapkan hasil bumi di Desa Pondokrejo yang cukup melimpah adalah kelapa dan pisang. Dua buah ini bisa ditemui di Pondokrejo sepanjang musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Hanya saja, dimusim kemarau seperti di bulan agustus 2014 ini, produksi pohon pisang bisa menurun 30% dan pohon kelapa buahnya lebih kecil. Dalam buku Format Isian Data Potensi Desa dan Kelurahan Tahun 2012 Desa Pondokrejo, buah pisang yang dihasilkan sekitar 2 ton/ha dan buah kelapa sekitar 20 kwintal/ha.
            Tidak ada lahan khusus untuk menanam pohon kelapa, setiap rumah mempunyai tanaman ini. Melimpahnya buah kelapa di desa ini selain dijual langsung, juga dimanfaatkan atau diolah menjadi gula merah.
            Berbeda dengan kelapa, pohon pisang yang melimpah justru mempunyai kendala. Dusun Kombongan merupakan penghasil terbessar pohon pisang di Desa Pondokrejo. Limpahan buah pisang justru terjual dengan harga yang murah. Pemilik buah pisang biasanya menjual langsung ke konsumen atau pemborong, tanpa olahan.
            “Dulu pernah diolah menjadi keripik pisang, tapi pemasaran selalu menjadi kendala. Akhirnya dijual seperti semula, tanpa diolah. Dari pada banyak tidak habis dimakan sendiri, ya dijual murah.” Penjelasan Katemo tentang alasan harga pisang sangat murah di Desa Pondokrejo.
            Desa Pondokrejo memang mempunyai hasil yang melimpah untuk hasil bumi buah kelapa dan pisang, namun untuk pemasaran bahan olahan yang kurang terfasilitasi. Pemasaran hanya bisa menunggu konsumen langsung datang membeli atau dijual dipertokoan kecil sekitar. Hanya bahan mentah yang biasanya ada pembeli dalam jumlah banyak dengan harga yang murah.
            “Setiap hari ada saja yang bisa dipanen.” Terang Katemo tentang buah kelapa yang ada dihalaman-halaman rumah di Desa Pondokrejo.

KKN

Mahasiswa KKN gelombang II Tahun 2014


Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebuah kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam bentuk pengabdian masyarakat disebuah desa. KKN merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi dalam bentuk nyata dalam pengembangan masyarakat dengan mengirimkan mahasiswanya diberbagai daerah untuk mendapampingi masyarakat sekitar. KKN diharapkan mampu membantu pengembangan mahasiswa, masyarakat, dan perguruan tinggi sebagai sasaran KKN.
Setiap perguruan tinggi diwajibkan melakukan kegiatan KKN. Bentuk KKN setiap Universitas berbeda. Namun pada intinya sama-sama pengabdian masyarakat.
Sebagai contoh, bentuk KKN Universitas Jember adalah pos daya. Pos daya adalah pengabdian kepada masyarakat dengan membentuk pos-pos pemberdayaan yang di dalamnya adalah masyarakat sebagai peran aktif dan mahasiswa sebagai pendamping. Masyarakat diarahkan dalam empat pilar; ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. KKN dalam bentuk tematik merupakan program pemerintah untuk masyarakat dan mahasiswa sebagai pendampingnya. Program masyarakat yang telah ada, diterapkan kepada masyarakat. Universitas Jember menyebarkan mahasiswanya ke desa-desa selama satu setengah bulan untuk melaksanakan KKN.
Tujuan mahasiswa di kirim ke desa-desa untuk pengabdian masyarakat agar bermanfaat untuk sasaran KKN. Dengan KKN, empati dan kepedulian mahasiswa akan meningkat. Menerapkan IPTEK secara team work dan kedisipliner. KKN juga ditujukan untuk menanamkan nilai kepribadian nasionalisme dan jiwa pancasila.
KKN merupakan bentuk sosialisasi Tri Dharma perguruan tinggi yang ke tiga, yaitu pengabdian masyarakat. Dharma ke tiga ini diartikan pengabdian dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi. Dimana penerapan ilmu manfaatnya bisa dirasakan oleh sasaran masyarakan.